Selasa, 06 Desember 2016

MASYARAKAT DAN TEKNOLOGI

Sub tema : Teknologi dan masyarakat
                Nuklir bagi sebagian masyarakat awam adalah sesuatu yang mematikan dan berbahaya, menolak teknologi tersebut adalah wajib hukumnya apabila ada sekelompok orang yang menggunakan teknologi nuklir. Ya paradigma masyarakat awam akan teknologi nuklir memang tidak bisa dilepaskan dari penggunaannya yang saat masa-masa kelam kerap kali digunakan sebagai senjata pemusnah massal. Belum lagi masalah zat radioaktif yang membahayakan makhluk hidup yang berada disekitarnya apabila terpapar oleh zat terebut. Maka tak salah bila orang awam menganggap teknologi nuklir itu adalah teknologi yang berbahaya dan menakutkan.
                Padahal pada saat ini penggunaan teknologi nuklir bukan lagi sebagai pembawa masalah, tetapi pembawa penawaran pemecahan masalah yang menarik. Yaitu sebagai energi alternatif sebagai pengganti energi fosil yang kian hari kian menipis. Walau sebenarnya energi nuklir juga merupakan energi fosil, namun energi nuklir ini memiliki tingkat efisiensi tertinggi di bidang energi. Bahkan dari penggunaan energi alternatif lain, bahkan dari energi alternatif terbarukan seperti energi angin, surya, air, dll.
                Apa itu energi nuklir? Energi nuklir sendiri berasal dari uranium yang dipanaskan agar dapat melepas energinya. Penggunaan uranium agar dapat digunakan sebagai energi  adalah dengan cara melepaskan elektron-elektron yang terkandung didalamnya. Elektron – elektron yang terlepas didalam uranium ini diatur sedemikian rupa agar dapat mendapatkan energi yang dibutuhkan dan maksimal. Perubahan energi ini dilakukan didalam reaktor nuklir dan diatur sedemikian rupa pula agar perubahan energi ini teratur dan dapat dikendalikan. Tentu hal ini sangat berbeda dengan bom nuklir yang selama ini dikenal dikalangan orang awam. Pada bom nuklir perubahan energi yang terjadi sengaja dibuat agar tidak beraturan dan mematikan. Hal ini lah yang membedakan antar penggunaan energi nuklir untuk keperluan penambahan energi yang bermanfaat, dengan penggunaan energi nuklir untuk dijadikan bom nuklir yang tidak bermanfaat. Secara garis besar ini lah apa yang disebut sebagai energi nuklir.
                Penggunaan energi nuklir ini secara luas digunakan sebagai pembangkit listrik, dimana energi nuklir yang ada digunakan untuk menggerakan turbin listrik, sehingga turbin listrik tersbut dapat menghasilkan energi listrik. Dengan kegunaannya sebagai pembangkit energi listrik tentu energi ini sangat lah bermanfaat. Dalam kegunaannya untuk membangkit kan energi listrik sudah dijelaskan bahwa dibutuhkan uranium sebagai bahan bakar utamanya. Namun seperti yang sudah dijelaskan pula bahwa energi nuklir termasuk pada energi listrik yang tingkat efisiensinya tinggi. Karena hanya dengan menggunakan sedikit uranium, energi yang dapat dihasilkan dapat berjuta-juta kali lipat. Tentu ini lah mengapa energi nuklir bisa dikatakan sebagai energi fosil alternatif. Berbeda dengan penggunaan energi air yang membutuhkan debit air yang tinggi pula agar dapat menghasilkan energi listrik yang besar,lalu penggunaan energi angina yang dimana angina tersebut harus cukup kuat dan konstan untuk dapat memutar turbin listrik yang besar pula.
                Maka jelas lah bahwa teknologi nuklir dapat membawa dan menawarkan solusi yang cukup baik untuk menangani permasalahan energi yang saat ini banyak terjadi di berbagai negara, termasuk negara Indonesia.
                Namun tak dapat dipungkiri bahwa teknologi nuklir adalah teknologi tingkat tinggi. Yang artinya dibutuhkan pakar dan ahli yang tidak sedikit apabila ingin memanfaatkan energi nuklir ini. Karena penggunaan energi nuklir ini tidak boleh terjadi kesalahan sedikit pun, baik dari bangunan infrastruktur yang agar reaktor nuklir yang tersimpan didalamnya dapat terjaga dengan baik dan tidak menimbulkan masalah apa bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Lalu dari segi teknologi reactor nuklir itu sendiri juga harus sangat mendukung, agar uranium yang digunakan sebagai bahan bakar utama dari energi ini dapat diubah menjadi energi yang dibutuhkan dengan secara maksimal.

                 Memang resiko yang ada dari penggunaan energi ini tidak bisa dianggap main-main, namun apabila tidak mengambil resiko yang ada, maka apa yang akan kita ubah? Apakah tetap pada kebiasaan lama dan menunggu waktu dimana krisis energi menjadi permasalahan yang semakin rumit, atau mengambil resiko yang ada dan terjadi perubahan dalam bidang energi sehingga krisis energi dapat terhindarkan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar