Selasa, 06 Desember 2016

BERTEMAN BERDASARKAN KESAMAAN FREKUENSI

Sub tema: pemuda dan sosialisasi
                Setiap manusia pasti membutuhkan komunikasi dan bersosial, karena memang pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial. Karena dengan berkomunikasi dan bersosial setiap manusia dapat saling bertukar pikiran dan mengutarakan apa yang ada didalam hati mereka. Tentu ini sangat bermanfaat bagi manusia. Karena dengan adanya pertukaran pikiran dan penyampaian aspirasi yang ada pada diri manusia, manusia menjadi tidak mudah stress. Stress yang disebabkan akibat tertumpuknya pikiran-pikiran yang ada pada diri seseorang menjadi penyebab utama dari masalah ini. Terlebih jika penumpukan pikiran-pikiran tersebut berlangsung cukup lama, dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia. Dan tentu hal tersebut sangat berbahaya karena hanya dengan penumpukan pikiran seseorang dapat terkena penyakit. Bahkan tak jarang penyakit yang menjangkit seseorang akibat stress yang mereka alami berakibat pada timbulnya penyakit-penyakit yang sangat berbahaya. Seperti stroke, penunuran daya tahan tubuh yang terus menerus, flu yang berkepanjangan, dll. Sebab itulah manusia yang memiliki kemampuan sosial yang baik menjadi tidak mudah stress.
                Namun, didunia ini setiap orang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan antar individu ini bermacam-macam, perbedaan sifat, kemampuan, pemikira, wajah, dll. Tapi ada satu persamaan yang ada pada setiap manusia yaitu, frekuensi. Frekuensi yang dimaksud adalah persamaan minat dan pemikiran. Persamaan ini membuat seseorang menjadi sangat dekat secara pertemanan. Dan biasanya dua atau lebih individu yang memiliki kesamaan frekuensi ini menjadi suatu komunitas/perkumpulan yang memiliki tujuan yang sama. Dengan begitu timbulah persahabatan antara mereka.
                Kembali lagi ke permasalahan awal, ada manusia yang mudah bersosial sehingga manusia tersebut cenderung memiliki banyak teman. Namun ada juga manusia yang bersosial ala kadarnya. Artinya mereka lebih memilih menyendiri dari pada bersosial keluar. Namun mereka ini bukannya antisosial. Mereka tetap bersosial hanya saja tempat mereka bersosial hanya berdasarkan persamaan pemikiran yang mereka punya saja. Hal ini menyebabkan mereka hanya memiliki beberapa teman dekat saja. Mereka mungkin kurang aktif dalam sosial mereka, namun sebenarnya apabila sudah mengenal lebih dekat orang tersebut, taka da yang berbeda dengan mereka yang mempunyai kemampuan untuk bersosial dengan baik. Mereka yang seperti ini biasanya disebut introvert. Dan mereka yang mudah untuk bersosial dan mengekspresikan tanpa ragu apa yang mereka pikirkan disebut ekstrovert.
                Mungkin sudah banyak media-media lain yang membahas bagaimana si introvert itu bergaul dan bagaimana si ekstrovert bergaul. Saya tidak akan membahasnya, karena memang bukan bidang saya untuk membahas lebih jauh antara  dua individu yang berbeda itu, terutama dari aspek psikologis.
                Kembali ke pokok permasalahan, berteman berdasarkan kesamaan frekuensi. Pada dasarnya pertemanan ini tidak bergantung apakah dia seorang introvert/ekstrovert. Biasanya jika sudah satu frekuensi dua individu tersebut akan tetap mudah bersosialisasi. Ciri dari kesamaan ini biasanya adalah terbentuknya satu komunitas. Namun bukan komunitas yang biasanya kita kenal karena memiliki satu tujuan. Dalam tingkat yang lebih rendah dan tidak sampai membentuk satu komunitas, kesamaan ini biasanya menghasilkan satu ikatan persahabatan. Mereka yang memiliki kesamaan frekuensi ini cenderung untuk melakukan berbagai hal secara bersama-sama.
                Terbentuknya kesamaan frekuensi ini bisa disebabkan karena berbagai hal. Mulai dari persamaan nasib, persamaan pemikiran, persamaan pengalaman, latar belakang, dll. Karena persamaan itu lah mengapa mereka mempunyai kesamaan frekuensi.
                Dengan berteman berdasarkan kesamaan frekuensi ini, apakah akan membawa seseorang ke dalam hal-hal positif atau negatif? jawabannya adalah dinamis.
                Karena pertama,  Sekali lagi dalam kesamaan frekuensi biasanya diisi oleh mereka yang mempunyai kesamaan pemikiran, latar belakang, nasib, perilaku, dll. Tergantung apakah mereka didominasi oleh mereka yang berperilaku positif atau negatif. Apabila perkumpulan tersebut didominasi oleh mereka yang berperilaku positif, maka seseorang yang berada didalam perkumpulan tersebut akan ikut menjadi seseorang yang positif walau sebelumnya individu tersebut merupakan individu yang negatif, dan begitu pun sebaliknya.
                Kedua, sebenarnya hal tersebut dapat dipatahkan apabila individu tersebut memiliki dasar pemahaman yang kuat. Seseorang yang memiliki dasar pemahaman yang kuat baik itu positif maupun negative pasti tidak akan terbawa oleh pengaruh perkumpulan tersebut. Namun, menurut penulis hal ini jarang terjadi. Karena dengan adanya perbedaan dasar yang nyata itu biasanya individu tersebut akan langsung merasa memiliki frekuensi berbeda. Namun tidak menutup kemungkinan jika hal ini bisa terjadi. Karena penulis sendiri pernah melihat langsung proses itu.
                Hal ini tidak berlaku bila membahas soal pertamanan biasa dan tidak mempertimbangkan kesamaan frekuensi yang berujung pada persahabatan. Pada pertemanan biasa baik itu positf maupun negatif dapat tetap bersatu, hanya saja tidak sekuat dengan mereka yang memiliki kesamaan frekuensi.
                Maka dari penulisan ini, penulis mengungkapkan bahwa setiap orang pasti memiliki persamaan frekuensi pertemanan dengan orang lain dan berujung pada persahabatan. Maka jangan pernah menghakimi seseorang karena beranggapan mereka yang tidak terlalu sering berkumpul pada suatu perkumpulan dianggap tidak solid atau yang lainnya. Individu tersebut pasti memiliki alasannya sendiri mengapa mereka berbuat seperti itu. Tujuan hidup seseorang berbeda-beda jangan paksakan kehendak kita pada mereka. Bisa saja individu tersebut belum melihat kesamaan frekuensi yang dimilikinya dengan perkumpulan yang ada itu. Namun, apabila individu tersebut sudah melihat persamaan frekuensi yang dimilikinya dengan perkumpulan yang ada, mereka pasti akan bergabung dengan sendirinya.

Sekian terima kasih J

1 komentar:

  1. terimakasih atas info mengenai kesamaan frekuensi ini. jujur saya kadang merasa tidak punya teman yang memiliki frekuensi yang sama seperti saya.

    BalasHapus