Rabu, 21 Februari 2018

My First Love



Kisah ini dimulai sewaktu saya masuk dihari kedua saat kegiatan MOS smp sedang berlangsung, kala itu ada seorang siswa dari ruangan saya yg ditukar dengan seorang siswi dari ruangan lain. Awalnya saya tidak peduli akan kedatangan perempuan tersebut, atau malah saya benar-benar tidak peduli akan hal itu. Namun semua itu seakan akan berubah, ketika dia lewat didepan saya sambil tersenyum manis. Awalnya saya bingung kenapa saya dilihat seperti itu, mengingat semenjak SD saya tidak pernah ditatap seperti itu oleh seorang perempuan.Hari haripun berlanjut hingga kegiatan MOS selesai. Hingga pembagian kelas pun tiba, tak disangka saya satu kelas dengan perempuan tersebut. Hari haripun berlanjut, saat itu saya duduk di barisan paling depan pojok kiri, sedangkan dia duduk dibarisan no.4. tak disangka ternyata dia sering memperhatikan saya dari belakang, saya pun heran dan bertanya tanya “mengapa dia terus memperhatikanku??apa yang salah dengan diri saya??” awalnya saya malu malu untuk menatap matanya kembali. Namun akhirnya saya punmemberanikan diri untuk menatapnya kembali.Ohh yaampun betapa indahnya saat saya menatap kembali matanya, semenjak itu kami jadi sering curi curi pandang.Akhirnya saya pun mengetahui nama perempuan tersebut. Ternyata nama perempuan tersebut adalah lilis. Saya pun senang ketika sudah mengetahui namanya. Tak sampai disitu, saya dan dirinya juga sering menggunakan surat cinta untuk berdekatan. Saya tahu surat menyurat adalah cara lama untuk berdekatan, namun saya ga peduli yg penting bias deketan sama dia hahaha. Selain lewat surat, saya dan dirinya juga terkadang sering lempar lemparan kertas. Saking seringnya kami pernah ketahuan melakukan lempar lemparan kertas ini oleh guru IPA., tetapi saya tidak peduli akan hal itu saya masih melakukan hal yg sama sampai beberapa kali. Sebenarnya saya ingin sekali untuk mengenalnya lebih dekat.Akhirnya saya pun mencoba untuk meminta nomor handphonenya, dan ternyata hasilnya memuaskan saya mendapatkan nomor handphonenya, betapa senangnya saya dulu ketika saya telah mendapatkan nomor handphonenya. Setelah meninggalkan aksi surat menyurat dan lempar lemparan kertas, kami beralih ke sms-an. Disini kami menjadi lebih dekat dan lebih mengetahui pribadi masing masing. Hari demi hari kami lalui bersama hingga pada saatnya saya memberanikan diri untuk menyatakan “suka” kepadanya. Tentu sesungguhnya saya ingin berpacaran dengan dia, namun saya teringat akan janji saya untuk tuidak berpacaran dulu. Hingga suatu ketika entah dia elah menunggu terlalu lama atau apa dia menyatakan cintanya kepada saya duluan..tentu saya kaget akan ini dan saya pun berada dalam kebingungan, jika saya menerimanya maka saya akan berdosa namun dilain sisi saya takut akan melukai hatinya jika saya menolak cintanya tersebut. Akhirnya saya pun memutuskan untuk menjawab “tidak” namun tentunya dengan alasan yang baik sehingga tidak melukainya. Walau saya menolak untuk pacaran, tetapi kami masih sering berduaan, bagai hubungan teman tetapi lebih atau juga sering dibilang TTM-an. Perjalanan TTM-an kami terkadang tidak mulus. Pernah suatu ketika kami sedikit berargumentasi, mungkin saat itu saya yang salah karena salah kirim sms. Saat itu dia mengirim pesan dengan perkataan “gua benci sama lo!” dan itu cukup untuk membuat saya patah hati untuk pertama kalinya. Saat saat itu saya bingung ingin berbuat apa. Lalu saya pun berpikir bagaimana caranya agar dia mau memaafkan saya. Untungnya kemarahan dia itu tidak lama, dan kami pun melanjutkan sms-an tersebut. Kami menjalain hubungan ini hampir selama kurang lebih 9 bulanan. Yang namanya awal pasti akan ada akhirnya juga, begitu pula dengan hubungan kami. Hubungan kami mulai goyah saat memasukin bulan ke-7.Saat kondisi handphone saya sedang dalam keadan pulsa habis dan di saat itu juga rumah saya sedang di renovasi, sehingga saya dan keluarga harus pindah sementara sambil menunggu renovasi selesai.Dikarenakan lokasi rumah sementara saya dengan penjual pulsa cukup jauh.Sehingga saya tak dapat mengisi pulsa dengan cepat.Disinilah masalah mulai muncul ketika ia terus mengirim banyak sms ke saya namun saya tidak dapat menjawab satu persatu pesan yang dia kirim. Dikarenakan hal itu dia pun marah kepada saya, saya sudah menjelaskannya bahwa saat itu saya sedang dalam tidak ada pulsa.Akhirnya kami pun marahan, saat itu emosi saya sedang memuncak.Akhirnya saya pun mengganti nomor handphone saya.Dan disaat itulah kami mulai. Tidak sms-an satu sama lain lagi. Namun walau begitu kami masih sering mencuri curi pandangan walau tak sedekat dulu setiap hari kami sering sekali menatap mata.Walau kelas 7 sudah berlalu kami masih sering curi curi pandang.Bahkan saat kami kelas 9 saat menjelang kelulusan disaat dia dan pacarnya sedang berbicara.Kami masih sering bertatapan mata. Entah mengapa ia masih melakukan itu. Hingga disaat terakhir saat pengambilan ijazah kami masih melakukan itu.Namun itulah cinta pertama sulit dilupakan.Kini terkadang kami masih sering berkontak melalui sosial media, lilis bagaimana kabarmu kini?? Apakah jika kita nanti bertemu kembali kau masih melakukan hal yg sama?? Tapi aku tidak akan melupakan segala sesuatu yg telah kau berikan kepada ku.
Lilis kau tetap menjadi cinta pertamaku, dan aku tak akan lupa akan hal itu…..